Sabtu, 02 Juli 2011

PEREMPUAN DAN ANGAN – ANGAN MALAM


oleh last cocaine

di ambang jendela, rindu ia jagai
dengan terus menanti
serupa waktu; tak pernah ingin berhenti

kesepian ia kini. Sendirian, dan ia benci
hanya berteman anggur, dan sepenggal ilusi
yang mempertautkan kembali
sekuens -sekuens adegan yang pernah ia perankan
teracak oleh kenyataan

ia menderita, bahkan dalam mimpinya

*
andai saja cinta tidak meninggalkannya sendiri
mungkin tak akan habis malam hari,
yang menyisakan ruang murung
dengan pekat aroma alkohol pada atmospir terakhir
juga sanubari, yang sedang mengeluh panjang;
mengapa yang memabukan slalu terasa pahit?



salahkah ia, bila tak mau tahu apa yang sedang dilakukan
entah ini kehendak hati, atau sebuah keharusan
yang merindu akan slalu menunggu,
sampai cinta berkemas pergi lagi
sampai kekasih meningalkannya lagi

menangislah, walau itu hanya sebuah jalan
bukan merupakan tujuan!

*
perempuan dan angan-angan malam
begitu banyak waktu, untuk tenggelam
dalam kesetiaan
meski tanpa harapan
meski tanpa apa – apa
sebab cinta, mungkin absurd
namun, apakah ada yang lebih baik dari cinta di dunia ini?

“ Tunjukan padaku, jika ada!” kata ia, dalam nuansa sendu
“ Maka, aku berani sakit dan patah hati yang lebih untuk itu”


Bandung, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar